Posted by : Silvia Astri Ys(AZifah)
Minggu, 23 November 2014
Pengertian reliabilitas,
jenis Reabilitas, Dan Model Pengujian Reabilitas
Walizer (1987) menyebutkan
pengertian Reliability (Reliabilitas) adalah keajegan pengukuran.
Menurut John M. Echols dan Hasan
Shadily (2003: 475) reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Popham (1995:
21) menyatakan bahwa reliabilitas adalah "...the degree of which test
score are free from error measurement"
Menurut Masri Singarimbun, realibilitas
adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka
alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang sama.
Menurut Brennan (2001: 295)
reliabilitas merupakan karakteristik skor, bukan tentang tes ataupun bentuk
tes.
Menurut Sumadi Suryabrata (2004:
28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut
dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki
tingkat konsistensi dan kemantapan.
Dalam pandangan Aiken (1987: 42) sebuah tes
dikatakan reliabel jika skor yang diperoleh oleh peserta relatif sama meskipun
dilakukan pengukuran berulang-ulang.
Dengan demikian, keandalan sebuah alat ukur dapat dilihat dari dua petunjuk yaitu kesalahan baku pengukuran dan koefisien reliabilitas. Kedua statistik tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan (Feldt & Brennan, 1989: 105)
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dengan demikian, keandalan sebuah alat ukur dapat dilihat dari dua petunjuk yaitu kesalahan baku pengukuran dan koefisien reliabilitas. Kedua statistik tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan (Feldt & Brennan, 1989: 105)
Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam penelitian, reliabilitas
adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan
berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap
dapat diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang
sama. Tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil
yang berbeda-beda.
Pengukuran reliabilitas dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai alat statistik (Feldt & Brennan,
1989: 105)
Berdasarkan sejarah,
reliabilitas sebuah instrumen dapat dihitung melalui dua cara yaitu kesalahan
baku pengukuran dan koefisien reliabilitas (Feldt & Brennan: 105). Kedua
statistik di atas memiliki keterbatasannya masing-masing. Kesalahan pengukuran
merupakan rangkuman inkonsistensi peserta tes dalam unit-unit skala skor
sedangkan koefisien reliabilitas merupakan kuantifikasi reliabilitas dengan
merangkum konsistensi (atau inkonsistensi) diantara beberapa kesalahan
pengukuran.
Jenis-jenis Reliabilitas
Walizer (1987) menyebutkan bahwa ada dua
cara umum untuk mengukur reliabilitas, yaitu:
§ Relibilitas stabilitas.
Menyangkut usaha memperoleh nilai yang sama atau serupa untuk setiap orang atau
setiap unit yang diukur setiap saat anda mengukurnya. Reliabilitas ini
menyangkut penggunaan indicator yang sama, definisi operasional, dan prosedur
pengumpulan data setiap saat, dan mengukurnya pada waktu yang berbeda. Untuk
dapat memperoleh reliabilitas stabilitas setiap kali unit diukur skornya
haruslah sama atau hampir sama.
§ Reliabilitas ekivalen. Menyangkut
usaha memperoleh nilai relatif yang sama dengan jenis ukuran yang berbeda pada
waktu yang sama. Definisi konseptual yang dipakai sama tetapi dengan satu atau
lebih indicator yang berbeda, batasan-batasan operasional, paeralatan
pengumpulan data, dan / atau pengamat-pengamat.
Menguji reliabilitas dengan menggunakan ukuran ekivalen pada waktu yang sama bias menempuh beberapa bentuk. Bentuk yang paling umum disebut teknik belah-tengah. Cara ini seringkali dipakai dalam survai.Apabila satu rangkaian pertanyaan yang mengukur satu variable dimasukkan dalam kuesioner, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut dibagi dua bagian persis lewat cara tertentu. (Pengacakan atau pengubahan sering digunakan untuk teknik belah tengah ini.) Hasil masing-masing bagian pertanyaan diringkas ke dalam skor, lalu skor masing-masing bagian tersebiut dibandingkan. Apabila dalam skor kemudian skor masing-masing bagian tersebut dibandingkan. Apabila kedua skor itu relatif sama, dicapailah reliabilitas belah tengah.
Reliabilitas ekivalen dapat juga diukur dengan menggunakan teknik pengukuan yang berbeda. Kecemasan misalnya, telah diukur dengan laporan pulsa. Skor-skor relatif dari satu indikator macam ini haruslah sesuai dengan skor yang lain. Jadi bila seorang subyek nampak cemas pada ”ukuran gelisah” orang tersebut haruslah menunjukkan tingkatan kecermatan relatif yang sama bila tekanan darahnya yang diukur.
Menguji reliabilitas dengan menggunakan ukuran ekivalen pada waktu yang sama bias menempuh beberapa bentuk. Bentuk yang paling umum disebut teknik belah-tengah. Cara ini seringkali dipakai dalam survai.Apabila satu rangkaian pertanyaan yang mengukur satu variable dimasukkan dalam kuesioner, maka pertanyaan-pertanyaan tersebut dibagi dua bagian persis lewat cara tertentu. (Pengacakan atau pengubahan sering digunakan untuk teknik belah tengah ini.) Hasil masing-masing bagian pertanyaan diringkas ke dalam skor, lalu skor masing-masing bagian tersebiut dibandingkan. Apabila dalam skor kemudian skor masing-masing bagian tersebut dibandingkan. Apabila kedua skor itu relatif sama, dicapailah reliabilitas belah tengah.
Reliabilitas ekivalen dapat juga diukur dengan menggunakan teknik pengukuan yang berbeda. Kecemasan misalnya, telah diukur dengan laporan pulsa. Skor-skor relatif dari satu indikator macam ini haruslah sesuai dengan skor yang lain. Jadi bila seorang subyek nampak cemas pada ”ukuran gelisah” orang tersebut haruslah menunjukkan tingkatan kecermatan relatif yang sama bila tekanan darahnya yang diukur.
A. Metode pengujian reliabilitas
1. Test – retest
Instrument penelitian yang reabilitasnya
diuji dengan test-retest dilakukan dengan cara mencobakan instrument beberapa
kali para responden . jadi dalam hal ini instrumen
ya sama respondenya sama dan waktunya berbeda. Reabillitas diukur dari koefisien reabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrument tersebut sudah dinyatakan reliable. Pengujian ini juga disebut stability .
ya sama respondenya sama dan waktunya berbeda. Reabillitas diukur dari koefisien reabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrument tersebut sudah dinyatakan reliable. Pengujian ini juga disebut stability .
2. Pengujian dua instrumen yang ekuivalen .
Instrumen yang ekuivalen adalah
pertanyaan yang secara bahasa berbeda , tetapi maksudnya sama . pengujian
reabilitas dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumenya dua, pada
responden yang sama, waktu sama, instrument berbeda. Reabilitas instrument
dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data instrument yang satu dengan
data instrument yang dijadikan ekuivalen . bila korelasi positif dan signifikan
, maka instrument dapat dinyatakan reliable .
3. Gabungan
Pengujian reabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan
dua instrument yang ekuivalen beberapa kali , keresponde yang sama. Jadi cara
ini merupakan gabungan pertama dan kedua. Reabilitas instrument dilakukan
dengan cara mengkorelasikan dua instrument , setelah itu dikorelasikan pada
pengujian kedua , dan selanjutnya dikorelasikan secara silang .
Jika
dalam dua kali pengujian dalam waktu berbeda, maka akan dapat dianalisis
keenam koefisien reabilitas . keenam koefisien korelasi itu semuanya positif
dan signifikan , maka dapat dinyatakan bahwa instrument tersebut reliabel .
4. Internal consistency
Pengujian resbilitas ini dilakukan
dengan cara mencobakan instrument sekali saja kemudian yang diperoleh dengan
teknik tertentu . hasil analisi dapat digunakan untuk memprediksi reliiabilitas
instrument . pengujian reabilitas instrument dapat dilakukan dengan teknik
beladua dari spearman brown , KR 20 , KR 21 , dan Anova Hoyt .
A. rumus spearman brown

Keterangan :
ri = reliabilitas internal seluruh instrument
rb =
korelasi product momen antara belahan pertama dan kedua
B. rumus KR 20

Keterangan :
r11 = reliabilitas
instrumen
Vt = varians skor total
Vt = varians skor total
k = banyaknya butir pertanyaan
p = proporsi subyek yang mendapat skor 1
p = proporsi subyek yang mendapat skor 1
q = proporsi
subyek yang mendapat skor 0
C. rumus KR 21

r11 =
reliabilitas instrumen
Vt = varians skor total
k = banyaknya butir pertanyaan
M = skor rata-rata
Vt = varians skor total
k = banyaknya butir pertanyaan
M = skor rata-rata